BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya jika kita mendengar kata bakteri, yang langsung terbayang adalah makhluk amat kecil yang berbahaya karena menyebabkan berbagai penyakit. Bakteri Escherichia coli adalah salah jenis bakteri yang sering dibicarakan. Cukup banyak masyarakat yang tahu Escherichia coli namun hanya sebatas bakteri ini adalah penyebab infeksi saluran pencernaan. Namun banyak sebenarnya yang patut diketahui dari bakteri ini.
Escherichia coli merupakan bakteri berbentuk batang dengan panjang sekitar 2 micrometer dan diamater 0.5 micrometer. Volume sel Escherichia coli berkisar 0.6-0.7 micrometer kubik. Bakteri ini termasuk umumnya hidup pada rentang 20-40 derajat C, optimum pada 37 derajat.
Kita mungkin banyak yang tidak tahu jika di usus besar manusia terkandung sejumlah Escherichia coli yang berfungsi membusukkan sisa-sisa makanan. Dari sekian ratus strain Escherichia coli yang teridentifikasi, hanya sebagian kecil bersifat pathogen, misalnya strain O157:H7. Bakteri yang namanya berasal dari sang penemu Theodor Escherich yang menemukannya di tahun 1885 ini merupakan jenis bakteri yang menjadi salah satu tulang punggung dunia bioteknologi. Hampir semua rekayasa genetika di dunia bioteknologi selalu melibatkan Escherichia coli akibat genetikanya yang sederhana dan mudah untuk direkayasa. Riset di Escherichia coli menjadi model untuk aplikasi ke bakteri jenis lainnya. Bakteri ini juga merupakan media cloning yang paling sering dipakai. Teknik recombinant DNA tidak akan ada tanpa bantuan bakteri ini.
Banyak industri kimia mengaplikasikan teknologi fermentasi yang memanfaatkan Escherichia coli . Misalnya dalam produksi obat-obatan (insulin, antiobiotik), high value chemicals (1-3 propanediol, lactate). Secara teoritis, ribuan jenis produk kimia bisa dihasilkan oleh bakteri ini asal genetikanya sudah direkayasa sedemikian rupa guna menghasilkan jenis produk tertentu yang diinginkan. Jika mengingat besarnya peranan ilmu bioteknologi dalam aspek-aspek kehidupan manusia, maka tidak bisa dipungkiri juga betapa besar manfaat Escherichia coli bagi kita.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Escherichia coli pada air?
2. Bagaimana asal mula Escherchia coli terdapat pada air?
3. Bagaimana ciri-ciri air yang mengandung Escherichia coli?
4. Bagaimana dampak E. Coli terhadap kesehatan dan lingkungan?
5. Bagaimana prosedur kerja pemeriksaan E. Coli dalam laboratorium?
6. Bagaimana cara mengatasi dan menurunkan kadar E. Coli yang terdapat pada air?
C. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui asal mula E. Coli sehingga terdapat pada air
2. Agar dapat mengetahui ciri-ciri secara umum air yang terkandung E. Coli
3. Agar dapat mengetahui dampak E. Coli terdapat kesehatan dan khususnya lingkungan
4. Agar dapat mengetahui prosedur kerja pemeriksaan E. Coli pada saat praktikum di lab
5. Agar dapat mengetahui kiat kiat untuk mencegah dan mengatasi kadar E. Coli yang terkandung pada air
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Escherichia Coli pada Air
Escherichia coli adalah jenis bakteri coliform tinja biasanya ditemukan di usus hewan dan manusia. E. coli adalah singkatan dari Escherichia coli. Bakteri E-coli dalam air berasal dari pencemaran atau kontaminasi dari kotoran hewan dan manusia. Kotoran dapat berisi banyak jenis organisme penyebab penyakit.
Escherchia Coli merupakan bakteri berbentuk batang dengan panjang sekitar 2 micrometer dan diameter 0,5 micrometer. Volume sel E. Coli berkisaran 0,6-0,7 micrometer kubik. Bakteri ini termasuk umumnya hidup pada rentang 20-40 derajat C, optimum pada 37 derajat.
B. Asal Mula Escherchia Coli terdapat pada Air
Air yang kita gunakan untuk keperluan sehari-hari mengandung berbagai jenis mikroba (patogen dan nonpatogen) di dalamnya. Seiring dengan berkembangnya industri, penduduk dan luasnya areal pemukiman, ketersediaan akan air bersih yang layak diminum semakin langka. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam menilai kelayakan / kualitas air unuk menjadi air minum adalah jenis bakteri yang terkandung di dalamnya.
E. coli berasal dari limbah manusia dan hewan. Selama hujan, air membawa limbah dari kotoran hewan dan manusia meresap ke dalam tanah atau mengalir dalam sumber air. E. coli dapat masuk ke dalam anak sungai, danau, atau air tanah. Apabila sumber air tanah dan perairan ini digunakan sebagai sumber air minum dan tidak melalui proses pengolahan air yang baik maka E. coli mungkin sekali berakhir dalam air minum.
C. Ciri-ciri air yang mengandung Escherchia Coli
1. Airnya keruh
Pada proses penyulingan, umumnya warna air yang bening merupakan kunci penting untuk menguji seberapa baik kualitas air tersebut.
Anda bisa langsung mengetahui apa air minum tersebut tercemar atau tidak lewat mata telanjang. Coba perhatikan apakah air terlihat keruh berawan atau bening. Warna air minum yang keruh umumnya disebabkan oleh sejumlah partikel mikroba yang tidak bisa terlihat dengan jelas.
2. Air memiliki rasa aneh dan berbau
Sebelum Anda meminum air, entah dari air minum isi ulang, air minum kemasan, atau air minum langsung dari keran, Anda bisa mencium aromanya terlebih dahulu. Air minum tercemar bisa dicium dari aromanya karena mineral yang terkontaminasi dengan senyawa kimia bisa mengeluarkan aroma tertentu.
Tidak jarang juga, dengan banyaknya senyawa organik sintetis dalam air bisa meninggalkan rasa yang aneh dan berbau. Hal ini kemungkinan besar terjadi ketika sumber air minum logam seperti arsenik, kromium, atau timbal. Jika demikian, artinya air minum tersebut tidak layak untuk dikonsumsi.
3. Air minum tercemar akan meninggalkan noda
Air keran atau air minum yang terkontaminasi, umumnya akan meninggalkan jejak pada benda-beda tertentu. Silahkan perhatikan apakah, air minum yang biasa Anda minum dari keran (contohnya, meninggalkan warna seperti hijau kebiruan, itu bisa menjadi ciri air minum terkontaminasi oleh tembaga atau zat klorin. Pada paparan tembaga yang tinggi, hal ini dapat menyebabkan masalah seperti anemia, masalah pencernaan, atau bahkan kerusakan hati dan ginjal.
D. Dampak Escherchia Coli bagi kesehatan dan lingkungan
1. Dampak Escherchia Coli Bagi kesehatan
Adanya kontaminan tersebut dapat menyebabkan masalah kesehatan, termasuk gangguan pencernaan, masalah reproduksi, dan kelainan neurologis.
Kebutuhan air untuk minum “termasuk untuk masak air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia, menurut hasil penelitian dikatakan bah&a bakteri pathogen air minum adalah bakteri Escherichia coli, ini cukup membahayakan bagi kesehatan anak.
Air minum yang terkontaminasi bakteri Escherichia coli dapat menyebabkan penyakit gangguan saluran pencernaan sehinggamenyebabkan diare. Menurut standart Nasional Indonesia (SNI) syarat Escherichia coli dalam minuman nol koloni per 100 ml.
Hal ini diperparah jika air minum tercemar dan orang yang sistem imunnya lemah. Orang tersebut mengalami sakit setelah minum air tercemar. Misalnya, kadar timbal yang tinggi dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, terutama bagi wanita hamil dan anak kecil. Zat tersebut bisa menimbulkan gejala awal seperti mual, muntah, diare dan kram perut. Dan zat berbahaya lainnya bahkan kadang tidak menyebabkan gejala sama sekali. Namun, jika Anda terus menerus meminum air tercemar, mikroba dan senyawa kimia tersebut bisa menyebabkan masalah seperti penyakit tiroid dan kanker untuk dampak jangka panjangnya.
2. Dampak Escherchia Coli Bagi Lingkungan
Kualitas air mudah diperoleh karena adanya siklus hidrologi yaitu siklus alamiah yang memungkinkan tersedianya air permukaan dan air laut. Namun pertumbuhan penduduk dan kegiatan manusia jelas menyebabkan pencemaran air sehingga kualitasnya sulit diperoleh.
Escherichia coli merupakan indikator pencemaran air. Hal yang menyebabkan menurunnya kualitas air sumur gali diantaranya jumlah Escherichia coli pada air sumur diluar ambang batas maksimum. Kandungan Escherichia coli pada air sumur yang dipakai mempunyai peranan besar dalam penularan berbagai penyakit. Keadaan kualitas air yang jelek danmanajemen pengaturan limbah padat maupun limbah cair yang kurang memadai, letak sumur yang terlalu dekat dengan tumpukan kotoran hewan dan pembuangan tinja, pada dasarnya disebabkan oleh ketidakcermatan manusia dalam mengatur kebersihan lingkungan.
Peraturan hukum dalam bidang hukum lingkungan yang terkait dengan maslah pencemaran air, meliputi: Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang- Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Peraturan Menteri Lingkunga Hidup No. 9 Tahun 2010 tentang Tata cara Pengaduan dan Penanganan Akibat dugaan pencemaran dan kerusakan Lingkungan hidup, dan surat KepMenKes RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air minum. Hasil penelitiannya adalah dalam rangka penanggulangan pencemaran bakteri Escherichia coli dimana pemerintah berperan dalam pengadaan alat Chlorine diffuser, sosialisasi hidup bersih, pengawasan kualitas air minum, dan sebagainya.
E. Pemeriksaan Air tercemar Akibat bakteri E. Coli di Laboratorium
1. Alat dan Bahan
Alat
• Tabung reaksi
• Rak tabung
• Tabung durham
• Cawan petri
• Objek glass
• Kawat ose
• Mikroskop
• Tissue
Bahan
• Air sampel (sumur gali)
• Iodin
• Kristal ungu (perwanaan)
• Alkohol
• Safranin (pewarnaan)
2. Prosedur Kerja
a. Uji duga (presumtive test)
Uji duga ini menggunakan 3 kelompok tabung. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 tabung dan tiap-tiap tabung reaksi pada kelompok satu, dua dan tiga berturut-turut berisi 10, 5, 5 ml medium kaldu laktosa dan tabung Durham yang telah dalam keadaan steril. Kemudian pada tiap-tiap tabung kelompok 1, 2, dan 3 ditambahkan 10, 1, 0,1 ml sampel air uji secara aseptic menggunakan pipet ukur. Selanjutnya semua tabung reaksi diinkubasi pada suhu kamar (37° C) selama 2 x 24 jam. Catatlah banyaknya tabung reaksi pada masing-masing kelompok yang bernilai positif, gunakan tabel Mc Crady untuk mengetahui nilai MPN kuman coliform tiap 100 ml sampel air uji.
b. Uji Penguat (Confirmed test)
Uji penguat yaitu dipilih dari 3 kelompok tabung yang paling banyak terdapat gelembung udaranya. Kemudian digoreskan pada media PDA, lalu diinkubasi selama 24jam pada suhu 37° C. Warna hijau metalik menunjukan terdapatnya bakteri E. Coli.
c. Uji Pelengkap (Completed test)
Jika pada uji penguat menujukkan hasil positif maka dilakukan pewarnaan gram. Bagian hijau metalik digoreskan pada gelas preparat, diteteskan kristal ungu dan rendam selama 1 menit, bilas dengan aquades dan kering udarakan. Teteskan iodin rendam 1 menit bilas lagi dengan aquades dan keringkan. Cuci dengan alkohol 96% rendam 30 detik keringkan, teteskan safranin rendam 30 detik bilas dengan aquades dan keringkan. Kemudian diamati di bawah mikroskop.
F. Cara Mengatasi dan Menurunkan Kadar E. Coli pada Air yang tercemar
1. Pengadaan alat Chlorine Diffuser oleh Dinas Kesehatan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/Menkes/Per/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air. Disebutkan bahwa kualitas air harus memenuhi syarat fisik, kimia, mikrobiologi, dan radioaktif. Keuntungan Chlorine Diffuser yaitu membuat kualitas air menjadi lebih baik, mengurangi kemungkinan tertularnya penyakit yang menular melalui air, mudah dalam pengoperasiannya, murah, dapat dilakukan penggantian ulang.
2. Sosialisasi budaya hidup sehat kepada warga. Sosialisasi budaya hidup bersih dan sehat kepada warga. Seperti pada pasal 65 UUP-PLH yaitu “setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai bagian dari hak asasi manusia”. Disamping itu pemerintah juga menyarankan agar warga masyarakat melaporkan atau memeriksakan kesehatan apabila terjadi indikasi akibat dari air yang tercemar.
3. Menindaklanjuti laporan pengaduan dari warga. Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 9 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pengaduan dan Penanganan Akibat Dugaan Pencemaran dan atau Perusak Lingkungan Hidup, Pengaduan warga dapat dilakukan dengan lisan dan tertulis.
4. Mengirimkan tim survey dari pemerintah untuk mengambil sampel air dan melakukan uji laboratorium. Untuk menindaklanjuti pengaduan warga, pemerintah mengirim tim survey untuk turun langsung ke lapangan atau daerah yang diindikasi terjadi pencemaran air.
5. Pengawasan kualitas air minum dilakukan dengan cara pengamatan lapangan, inpeksi sanitasi, pengambilan sampel, mencatat hasil pemeriksaan setiap sampel air, memperbaiki dan menjaga kualitas air berdasarkan hasil pemeriksaan, melakukan pemeliharaan jaringan perpipaan dari kebocoran dan melakukan usaha untuk mengatasi korosifitas air dalam jaringan perpipaan secara rutin.
Air yang tercemar E.coli dapat direduse dengan menggunakan klorin, cahaya ultra-violet, atau ozon, yang semuanya bertindak untuk membunuh atau menonaktifkan E. coli. Yang paling umum adalah dengan Sistem Ultra-Violet untuk mensterilkan dan memastikan bahwa semua kontaminasi bakteri tidak aktif. Harus dipastikan bahwa sistem ultra-violet bekerja, karena ada kalanya lampu ultra-violet yang telah putus tidak terdeteksi. Hal ini sering terjadi di depot air minum isi ulang karena kurangnya pengetahuan tentang tata cara pengolahan air yang baik.
Tidak semua sistem pengolahan air di rumah tidak dapat menjamin hal ini. Sistem Reverse Osmosis (RO) merupakan salah satu sistem yang dapat diandalkan. Namun perlu diketahui bahwa E.coli dapat saja masuk kembali ke dalam air minum yang telah melalui proses sistem filtrasi, misalnya dari udara, wadah yang tidak steril atau dari kontak dengan tangan atau benda yang telah terkontaminasi kotoran hewan atau manusia. Ini yang di sebut pencemaran ulang.
EPA merekomendasikan anda merebus air minum anda, jika anda tidak yakin tentang keamanannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
• Tingginya pencemaran E. Coli dikarenakan sistem sanitasi yang buruk
• Banyaknya E. Coli yang terkandung pada air dikarenakan dekatnya sumur dengan tempat pembuangan tinja dan septic tank.
• Agar air yang diminum tidak tercemar bakteri, sebaiknya memperhatikan syarat-syarat air yang baik untuk kesehatan yang diatur oleh PERMENKES.
B. Saran
Sebagai mahasiswa yang Kesehatan Lingkungan sudah sepantasnya memahami dan mengerti berbagai halmengenai penyakit-penyakit yang dapat berpengaruh pada tubuh khusunya untuk bakteri Eschercia Coli pada air. Dan kita mampu memberikan penyuluhan kepada masyarakat agar menjaga lingkungan sekitar yang sangat berpengaruh pada penularan penyakit terkhusus Diare yang disebabkan oleh bakteri E. Coli.